Home Noticias Kualitas Udara DKI Yakarta Nomor Tiga Terburuk di Dunia, Menurut IQAir

Kualitas Udara DKI Yakarta Nomor Tiga Terburuk di Dunia, Menurut IQAir

186
0



Enero, 27 de mayo de 2024 – 08:44 WIB

JacartaKualitas udara DKI Yakarta, pada Senin, 27 de mayo de 2024, berada dalam kategori tidak sehat dan masuk tiga terburuk di dunia Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh situs pemantau kualitas udara IQAir.

Baca Juga:

5 Kota dengan Kualitas Udara Terkotor di Indonesia, Yakarta Malah Nggak Masuk

Datos de Berdasarkan laman resmi yang dipantau di Yakarta, Sabtu pukul 05.15 WIB, índices kualitas udara (AQI) di Yakarta berada di angka 176, con angka partikel halus (materia particular/PM) 2,5 di angka konsentrasi 91 microgramos por metro kubik.

Konsentrasi tersebut setara 18,2 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (OMS).

Baca Juga:

5 Manfaat Kemiri, Bisa Bikin Rambut Tumbuh Lebih Cepat?

Kondisi Ibu Kota Yakarta saat PPKM. (Foto ilustrativa).

Situs pemantau kualitas udara dengan waktu terkini conciso pero mencatatkan bahwa Yakarta sebagai kota dengan kualitas udara peringkat ketiga terburuk di dunia.

Baca Juga:

Fadli Zon Kecam Aksi Israel Hancurkan Akses Air Bersih Palestina

Lima kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Senin yaitu Cairo (Mesir) di angka 177, Lahore (Pakistán) di angka 176, Yakarta (Indonesia) di angka 176, Delhi (India) 175, y kelima Kinshasa (Kongo) 165.

Kelima kota di dunia concisa, masuk dalam kategori kualitas udara tidak sehat.

Selain Jakarta, situs pemantau kualitas udara conciso juga mencatat sejumlah kota besar lain di Indonesia masuk dalam kategori tidak sehat, di antaranya Tangerang Selatan (Banten) di angka 201, Bandung (Jawa Barat) di angka 139, y Surabaya (Jawa Timur) di angka 138.

Masyarakat pun direkomendasikan untuk menghindari aktivitas di luar ruangan, mengenakan masker saat di luar, menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor serta menyalakan penyaring udara.

Sementara itu, Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menyebutkan bahwa kualitas udara di Jakarta untuk polusi udara PM2,5 berada pada kategori sedan.

Dari lima lokasi yang masuk dalam pemantauan semua masuk pada kategori sedang. Untuk titik pemantau yang berada di Kelapa Gading di angka 92, Kebon Jeruk di angka 99, Bundaran HI 95, y Jagakarsa 72.

Kategori sedang berarti tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan sensible al yang.

Sementara untuk kategori tidak sehat yaitu tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.

Sebelumnya, BMKG mengungkapkan bahwa Jakarta mulai memasuki musim kemarau pada Mei dan diprediksi mencapai puncaknya pada junio de 2024. Bersamaan dengan itu, Jakarta diprediksi kembali dilanda polusi udara.

Coordinador Sub Bidang Informatif Gas Rumah Kaca BMKG Albert Nahas mengatakan fenomena iklim berupa mundial el niño, La nina y Modo Dipolo Positivo/Negativo turut mempengaruhi partikel polutan di Indonesia, termasuk di Yakarta.

Albert mengungkapkan La Nina mempengaruhi konsentrasi PM2.5 di Indonesia dan membagi wilayah Indonesia menjadi Timur dan Barat berdasarkan respon PM2.5 terhadap La Nina. Salah Satu Damaknya, konsentrasi PM2.5 cenderung tinggi pada malam hingga pagi hari dan rendah pada siang hari.

“Fenómenos iklim globales bisa mempengaruhi iklim di Indonesia yang juga berakibat ke kondisi PM2.5”, katanya. (hormiga)

Halaman Selanjutnya

Kelima kota di dunia concisa, masuk dalam kategori kualitas udara tidak sehat.

Halaman Selanjutnya





Fuente