Home Noticias Unik, Workshop Makin Cakap Digital, Studi Kasus Penggunaan Komedi dan Musik dalam...

Unik, Workshop Makin Cakap Digital, Studi Kasus Penggunaan Komedi dan Musik dalam Pelatihan

106
0
ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab


julio, 28 de mayo de 2024 – 23:32 WIB

Estilo de vida VIVA – Dalam rangka memberikan pengalaman yang berbeda dan menyegarkan dalam kegiatan pelatihan atau taller, mengundang comediante dan band sebagai bagian dari agenda acara merupakan langkah innovatif yang patut diapresiasi. Pendekatan ini tidak hanya menciptakan suasana yang lebih rileks dan menyenangkan bagi para peserta, tetapi juga membantu meningkatkan antusiasme dan keterlibatan mereka selama pelatihan.

Baca Juga:

Potret Alan Walker Sudah de Indonesia y Datangi SMP de Medan

Pelatihan atau taller sering kali diaggap sebagai kegiatan yang serius dan formal. Desplácese lebih lanjut ya.

Namun, penting untuk diingat bahwa suasana yang terlalu kaku dapat mengurangi efektivitas pembelajaran. Dalam konteks pendidikan, terutama bagi siswa, metode yang monoton dan membosankan bisa menyebabkan penurunan perhatian dan motivasi. Oleh karena itu, memberikan sentuhan hiburan dalam pelatihan menjadi strategi yang efektif untuk mempertahankan semangat dan konsentrasi peserta.

Baca Juga:

¡Merinding! Película de terror Suanggi: Ilmu Terkutuk, Angkat Kisah Mistis dari Papua

Mengundang comediante dalam sebuah taller dapat memberikan banyak manfaat positif. Kehadiran comedian yang mampu menyampaikan humor dengan cerdas dan relevan mampu mencairkan suasana dan membuat peserta merasa lebih nyaman.

Baca Juga:

Colaboración y armonía en Java Jazz Festival 2024

Humor yang dibawakan tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga dapat menjadi medium untuk menyampaikan pesan-pesan penting secara lebih santai dan mudah diterima. Misalnya, seorang komedian dapat mengangkat topik terkait etika digital atau bahaya cyberbullying dengan cara yang lucu namun tetap memberikan kesadaran dan pemahaman mendalam kepada para siswa.

Selain comediante, banda de música penampilan juga dapat menjadi elemen penyegaran yang efektif dalam pelatihan. Musik memiliki kekuatan untuk membangkitkan emosi dan semangat, sehingga dapat membantu peserta merasa lebih berenergi dan termotivasi. Menyisipkan sesi musik di tengah atau akhir acara taller memberikan kesempatan bagi peserta untuk beristirahat sejenak dari materi yang padat, sekaligus menikmati hiburan yang berkualitas.

Banda yang diundang bisa membawakan lagu-lagu yang populer di kalangan siswa atau bahkan lagu-lagu yang mengandung pesan positif terkait tema pelatihan. Misalnya, dalam taller de literatura digital, banda concisa pero bisa membawakan lagu yang memotivasi untuk menggunakan teknologi secara bijak dan kreatif.

Sebagai contoh, taller de pada Makin Cakap Digital yang diselenggarakan di Jayapura, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengundang Yopa, comediante seorang, serta Epo D’Fenomeno, banda local sebuah. Kehadiran mereka terbukti mampu menciptakan suasana yang lebih hidup dan interaktif. Peserta, yang terdiri dari siswa dan guru, tidak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan seputar literasi digital tetapi juga merasa terhibur dan lebih bersemangat mengikuti setiap sesi taller.

“Tak hanya online, taller ini juga dilakukan secara offline untuk memaksimalkan potensi masyarakat supaya bisa berkomunikasi dua arah dengan narasumber Makin Cakap Digital”, kata Dirjen Aptika Samuel Abrijani dalam keterangannya.

Taller fuera de línea Makin Cakap Digital 2024 yang dipandu oleh MC Seinthia Martha dilakukan di Auditorium Universitas Cenderawasih pada Senin, 27 de mayo de 2024 dibagi dalam 2 sesi. Sesi pertama mengusung tema ‘Menjadi Pengguna Media Sosial Yang Bijak, Kreatif & Inovatif’ ditemani moderador Patricia Bonyadone dengan menghadirkan tiga narasumber yaitu Agustinus Langowuyo, (Dosen Asisten Ahli) membawakan pilar etika digital, Casparina Theresia Renwarin, BSM (Sekretaris Law Firm Aloysius Renwarin & Partners) membawakan pilar keamanan digital, y Martha Fakdawer (cantante y creadora de contenido) sebagai KOL.

Dan untuk sesi kedua mengusung tema ‘Promosi Budaya Indonesia Lewat Konten Digital’ ditemani moderator Angelica Senggu dengan menghadirkan Ika Palimbunga, (CEO PT. Pesona Pariwisata Papua) membawakan pilar budaya digital, Gima Tiara Jaya Sroyer (Staff Badan Pengembangan Inovasi Universitas Cenderawasih) membawakan pilar etika digital, dan Syulla Ansanay (creadora de contenidos) sebagai KOL.

Halaman Selanjutnya

Fuente: Pixabay





Fuente