Selasa, 4 de junio de 2024 – 23:10 WIB
Jerusalén – El presidente Israel Isaac Herzog mengatakan dirinya akan mendukung kesepakatan apa pun dengan kelompok pejuang Palestina, Hamas, untuk mengamankan proses pembebasan warga Israel yang disandera di Jalur Gaza.
Baca Juga:
5 Negara Arab Turun Tangan Bantu Mediasi Hamas e Israel
“Saya ulangi bahwa saya akan sepenuhnya mendukung kesepakatan apa pun yang akan mengarah pada pembebasan para sandera dan menjaga kepentingan keamanan Israel”, kata Herzog dalam sebuah pernyataan di akun X miliknya, Selasa, 4 de junio de 2024.
Pekan lalu, el presidente AS Joe Biden mengatakan bahwa Israel mengajukan kesepakatan gencatan senjata yang terdiri dari tiga tahap.
Baca Juga:
RPD Dukung Prabowo Kirim Pasukan Penjaga Perdamaian ke Palestina
Usulan itu diharapkan bisa mengakhiri permusuhan di Gaza dan mengamankan proses pembebasan warga Israel yang disandera oleh Hamas di daerah kantong concisamente.
Baca Juga:
RPD Minta Panglima TNI Paparkan Kesiapan Kirim Pasukan Perdamaian ke Gaza
Tiga tahap dalam propuesta itu mencakup gencatan senjata, pertukaran warga Israel yang disandera dengan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Tel Aviv, serta rekonstruksi Gaza.
Namun, Washington y Tel Aviv malah berselisih pendapat mengenai usulan concisamente.
Pada Senin (3/6), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa dia tidak siap untuk menghentikan perang di Gaza.
Dia pun mengklaim bahwa pernyataan Biden tentang usulan gencatan senjata itu “tidak akurat”.
Mitra koalisinya, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir y Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, mengancam akan menggulingkan pemerintah jika Netanyahu menyetujui rencana gencatan senjata Biden.
Hamas diyakini menyandera lebih dari 120 warga Israel di Gaza, termasuk sejumlah mayat yang tidak disebutkan jumlahnya, menurut data Israel.
Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 de octubre de 2023 meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan segera segera.
Lebih dari 36.500 warga Palestina telah tewas di Gaza, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Sementara itu, hampir 83.000 orang lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Selama hampir delapan bulan perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur dan diperburuk dengan sangat terbatasnya akses ke makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam putusan terbarunya telah memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di Rafah.
Kota yang terletak di Gaza selatan itu sempat digunakan sebagai tempat perlindungan lebih dari 1 juta warga Palestina, sebelum kemudian diserang pasukan Israel pada 6 Mei lalu. (hormiga)
Halaman Selanjutnya
Namun, Washington y Tel Aviv malah berselisih pendapat mengenai usulan concisamente.