Home Noticias PDIP Tak Setuju Isu Presidente Dipilih Lagi oleh MPR

PDIP Tak Setuju Isu Presidente Dipilih Lagi oleh MPR

32
0
ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab ab


Kamis, 6 de junio de 2024 – 21:55 WIB

Jacarta – PDIP tak setuju dengan usulan pemilihan presiden (pilpres) kembali dipilih oleh MPR RI. Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan, ketua umum Megawati Soekarnoputri selalu berpesan agar sistem pilpres dipilih secara langsung oleh rakyat harus dijaga dan dipertahankan.

Baca Juga:

PDIP Tak Usung Bobby Nasution pada Pilkada Sumut, Sekjen Ungkap Alasannya

“Ibu Megawati sudah menegaskan bahwa ketika Pemilu dilaksanakan secara langsung, dan kedaulatan rakyat itu dikembalikan susah payah”, ujar Hasto di Sekolah Partai PDIP, Yakarta, Kamis, 6 de junio de 2024.

Hasto menilai, segala bentuk dugaan kecurangan yang terjadi Pilpres 2024, solusinya bukan dengan mengubah sistem pemilihan. Namun, ketika dia mempermasalahkan dugaan kecurangan dalam pelaksanaan pesta demokrasi malah akan dijerat dengan pidana, misalnya, pelaporannya yang ada di Polda Metro Jaya.

Baca Juga:

Nasdem Tidak Seagresif saat Mengusung Anies Baswedan di Pilpres 2024, Ini Alasannya

Pekerja melipat surat suara pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. (Foto ilustrativa).

“Ketika mempersoalkan itu (dugaan kecurangan Pilpres 2024) konsekuensinya, lalu saya diaggap menyebarkan berita bohong. Kemudian muncul panggilan-panggilan [dari aparat penegak hukum] yang sebenarnya muatan politiknya sangat kuat, itu pasal-pasal kolonial yang kemudian mengurung kebebasan berbicara”, ujar dia.

Baca Juga:

Amien Rais Menyesal MPR Ubah Pemilu Langsung, Ketua DPD: Momentum Kembali ke Pancasila

Ia mengaku pernyataannya yang dinilai bermasalah merupakan produk jurnalistik dan tak sepantasnya dilaporkan ke polisi. Hasto berharap wacana enmendemen UUD 1945 untuk mengubah sistem pilpres diurungkan.

“Sehingga jangan tergesa-gesa mengambil keputusan jadi tesa, antitesa harus conectardan harus sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh para pendiri bangsa kita”, jelasnya.

Ketua MPR periode 1999-2004 Amien Rais sebelumnya meminta maaf karena pernah melakukan amandemen UUD 1945 untuk mengubah sistem pemilihan presiden dari sebelumnya oleh MPR menjadi dipilih oleh rakyat. Amien mengaku saat itu dirinya terlalu naif karena melihat politik uang tidak akan terjadi jika rakyat memilih langsung presidennya.

Amien Rais.

Amien Rais.

Foto :

  • tvOne/Teguh Joko Sutrisno

“Jadi, mengapa dulu saya selaku ketua MPR itu, melucuti kekuasaannya sebagai lembaga tertinggi yang memilih presidente, dan wakil presidente, itu karena penghitungan kami dulu perhitungannya agak naif. Sekarang saya minta maaf”, kata Amien Rais di Kompleks Parlemen, Yakarta.

“Sekarang saya minta maaf. Jadi dulu, itu kita mengatakan kalau dipilih langsung un hombre un voto, mana mungkin ada orang mau menyogok 120 juta pemilih, mana mungkin. Perlu puluhan, mungkin, ratusan triliun. Ternyata mungkin. Nah, itu,” sambungnya .

Amien pun setuju jika UUD 1945 kembali di amendemen untuk mengubah aturan pilpres.

“Itu (politik menyogok) luarbiasa. Jadi sekarang kalau mau dikembalikan dipilih MPR, mengapa tidak?” ujarnya.

Halaman Selanjutnya

“Sehingga jangan tergesa-gesa mengambil keputusan jadi tesa, antitesa harus connect, dan harus sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh para pendiri bangsa kita”, jelasnya.

Halaman Selanjutnya





Fuente