Rabu, 5 de junio de 2024 – 17:45 WIB
Jacarta – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menargetkan pertumbuhan ekonomi di tahun 2025 berkisar antara 5,1-5,5 persen secara año con año (interanual).
Baca Juga:
Bisa Dongkrak Ekonomi RI hingga 8 Persen, Sri Mulyani: Pariwisata Sudah Jadi DNA Indonesia
Hal itu seiring target inflasi antara 1,5-3,5 persen (interanual), nilai tukar Rupiah di kisaran Rp 15.300-Rp 16.000 por US$, dan suku bunga SBN 10 tahun yang berkisar antara 6,9-7,3 persen.
“Kami bersama Bank Indonesia terus berkoordinasi, bersinergi, karena ruang untuk bermanuver kita menjadi sangat menyempit akibat tren global yang volatile”, kata Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, terkait Asumsi Dasar Ekonomi Makro Tahun 2025, Rabu, 5 de junio de 2024 .
Baca Juga:
Dibuka Melemah, Rupiah Berpeluang Balik Menguat Dipicu Hal Ini
Dengan kondisi conciso, Menkeu menegaskan tidak boleh ada kesalahan dalam komunikasi maupun kebijakan yang akan disinergikan dengan BI. Sebab, Sinkronisasi dari dua kebijakan fiskal dan moneter sangat penting, dan menjadi perhatian para Interesado utamanya dari para inversor.
Baca Juga:
BNPB Stop Pembiayaan Luar Negeri untuk Program Kebencanaan
Perihal nilai tukar Rupiah di kisaran Rp 15.300-Rp 16.000 por US$ sebagaimana yang juga termaktub dalam KEM-PPKF, Menkeu memastikan tidak ada perubahan atau perbedaan karena masih akan terus dikoordinasikan dengan pihak BI.
“Saya paham kemarin Pak Gubernur (BI) menyampaikan lebih kuat sedikit, nanti mungkin bisa dijelaskan. Tapi ini tidak ada perubahan atau perbedaan, kami terus berkoordinasi dengan beliau dan dengan Bank Indonesia”, ujarnya.
Sementara untuk producir suku bunga yang diputuskan antara 6,9-7,3 persen, Sri Mulyani memastikan bahwa hal itu merupakan bentuk langkah antisipatif. “Ini juga mengantisipasi más alto por más tiempo di tahun 2025″, kata Sri Mulyani.
Dengan demikian, Menkeu memastikan bahwa Asumsi Dasar Ekonomi Makro 2025 dari Pemerintah melalui Kementerian Keuangan, yakni pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,1-5,5 persen, inflasi di 1,5-3,5 persen, nilai tukar Rupiah di kisaran Rp 15.300- Rp 16.000, dan suku bunga SBN 10 tahun di kisaran 6,9-7,3 persen.
“Sedangkan tiga asumsi lainnya yakni mengenai harga minyak, levantamiento gas dan minyak bumi, tidak dibahas di Komisi XI”, ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Sementara untuk yield suku bunga yang diputuskan antara 6,9-7,3 persen, Sri Mulyani memastikan bahwa hal itu merupakan bentuk langkah antisipatif. “Ini juga mengantisipasi mayor durante más tiempo di tahun 2025”, kata Sri Mulyani.