Senin, 29 de julio de 2024 – 18:07 WIB
Jacarta – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, membeberkan sejumlah faktor yang menjadi biang kerok dari fenomena pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Utamanya yang terjadi di sejumlah pabrik tekstil wilayah Jawa Barat.
Lea también:
Asosiasi Beberkan Kondisi Industri Tekstil Kritis Imbas 26 Ribu Kontainer Dibebaskan
Bahlil mengatakan, selain memang ada pabrik tekstil yang benar-benar gulung tikar hingga harus menutup usahanya, nyatanya ada pula sejumlah pabrik tekstil yang memindahkan bisnisnya ke daerah lain sehingga menyebabkan terjadinya PHK conciso.
“Memang benar terjadi PHK di beberapa tempat di Jawa Barat, tapi ini ada dua (faktor). Yang satu relokasi pabrik dari Jawa Barat ke daerah lain, dan ada juga yang memang menutup pabriknya”, kata Bahlil saat ditemui di kantornya, Senin, 29 Julio de 2024.
Lea también:
Xiaomi Bakal Siapkan Pabrik yang Beroperasi 24 Jam Tanpa Manusia
Dia pun menjabarkan dua faktor utama yang membuat industri tekstil lokal mengalami tekanan hebat. Pertama yakni soal kondisi mesin-mesin produksi yang sudah makin menua, dan kedua adalah soal biaya keekonomian yang lebih tinggi dibanding kompetitor dari negara lain.
Lea también:
Disambangi Gibran di Kantornya, Bahlil Titip Pesan Ini Buat Dongkrak Investasi
“Jadi selain mesin-mesinnya sudah tua, yang kedua biaya ekonominya lebih tinggi dibanding negara lain. Sehingga hal ini terkait dengan produktivitas kerja kita. Maka kita harus cari jalan tengah”, ujarnya.
Meski menegaskan bahwa hak-hak buruh harus terjamin dengan baik, namun Bahlil juga berharap bahwa kalangan buruh juga bisa ikut memperhatikan keberlangsungan kinerja perusahaan. Sebab apabila pabriknya sampai harus ditutup, maka semua pihak juga yang akan merasakan humedadk negatifnya.
“Hak-hak buruh harus diperhatikan, dan buruh juga harus perhatikan keberlangsungan perusahaan. Karena kalau sampai tutup kan jadi rugi semua”, kata Bahlil.
Dia mengakui, penutupan sejumlah pabrik tekstil hingga menyebabkan PHK massal serta berhentinya aktivitas produksi, juga telah berdampak pada berkurangnya penerimaan negara. Namun, Dia mengatakan bahwa meskipun ada pabrik yang tutup, namun nyatanya ada juga pabrik baru yang dibuka sebagai bagian dari realisasi investasi.
“Tapi jangan sedih, karena pasti ada yang pergi dan ada juga yang datang. Contohnya kemarin kita resmikan pabrik sepatu di Kawasan Industri Terpadu Batang, di Jawa Tengah. Itu menciptakan lapangan kerja 2 ribu lebih”, ujar Bahlil.
Karenanya, lanjut Bahlil, guna menarik inversor, maka pemerintah pun memberikan sejumlah insentif perpajakan. Demikian juga dengan kalangan perbankan, yang tengah didorong pemerintah untuk menyalurkan pembiayaan kepada para pelaku industri tekstil guna melakukan peremajaan mesin.
“Kedua, harus ada kerja sama dengan saudara-saudara kita dari kalangan buruh, terkait lapangan kerja mereka dengan upah yang layak. Tapi buruh juga harus mengerti kalau industri enggak jalan, gimana pabrik mau sobrevive”, ujarnya.
Página de inicio
“Hak-hak buruh harus diperhatikan, dan buruh juga harus perhatikan keberlangsungan perusahaan. Karena kalau sampai tutup kan jadi rugi semua”, kata Bahlil.