Depósito, VIVA – Sekitar 40 calon pengantin jadi korban penipuan yang diduga dilakukan organizador de bodas (WO) di Depok, Jawa Barat. Dalam modusnya, pihak WO beri tawaran promo yang menarik berupa todo en paquete.
Lea también:
Polisi Usut Penggelapan oleh Organizador de bodas Kerugian Korban Hingga Rp2 Miliar
Kerugian korban dalam kasus penipuan itu ditaksir mencapai Rp2 miliar. Korban terdiri dari pengantin dan sejumlah vendedor.
Shafira, salah seorang korban menceritakan WO tersebut bernama Nita Event Organizer dengan akun IG @nitaeventoorganizador. WO conciso pero menawarkan paquete harga terjangkau dengan bonificación luna de miel. Meski berlokasi di Depok, dalam praktiknya WO juga melayani klien di beberapa wilayah Jabodetabek.
Lea también:
Ada 3.703 WNI Jadi Korban Perdagangan Orang Penipuan en línea, Menurut Kemenko PMK
Dia bilang banyak korban yang kerugiannya per orang Rp50-100juta dengan akumulasi kerugian Rp2,3 miliar. Banyak korban yang sudah melakukan pago inicial (DP) y pago completo para boda-nya.
“Namun, EO conciso tidak melakukan pago ke para proveedor sehingga banyak sekali klien yang di hari H Weddingnya kosong”, kata Shafira, Kamis 8 de agosto de 2024.
Lea también:
Viral Terdakwa Penipuan Umrah Asyik Berjoget di Depan Korban, Cuma Divonis 3 Tahun Penjara
Pemilik WO diketahui pasangan suami istri atau pasutri bernama Apriyatna Rachman dengan akun IG @apriyanitha dan suaminya Diddi Spartono. Namun, pasutri itu sudah menghilang sejak Kamis, 1 de agosto de 2024.
“Beberapa klien yang sudah jadi korban pun kami sudah lapor ke SPKT Polda Metro Jaya, Yakarta. Namun, khawatir akan bergerak lama dan pelaku makin bisa kabur dan makin sulit dicari”, tutur Shafira.
Adaptación para korban berdomisili di wilayah Jabodetabek. Lantaran kesulitan berkomunikasi dengan pemilik WO, sejumlah korban akhirnya memilih melapor ke polisi. Beberapa korban juga masih terus berupaya agar bisa bertemu dengan pemilik WO.
“Sudah melakukan laporan ke pihak berwajib, status nya korban masih menunggu panggilan kembali. Korban yang tercatat kurang lebih 40 orang. Detalle kerugian per klien membayar DP sebesar 50-60% del total”, dijo Shafira.
“Dan, jika sudah mendekati bulan boda, klien wajib pago completo 100%”, tuturnya.
Dia mengatakan pemilik WO itu juga menawarkan iming-iming jika membayar lebih awal akan dapat bonus seperti buffet,dekor, dan lain-lain. “Jika ke seller, pelaku tidak membayar DP atau tidak melakukan pelunasan sehingga seller tidak datang ke acara klien”, ujarnya.
Sementara, Aziz, korban lainnya mengaku kerugian yang dialaminya mencapai Rp50 juta. Dia sudah membayar ke pihak WO untuk pernikahan pada 3 de agosto de 2024. Dia dan pasangan juga menggunakan jasa WO milik Nita sebesar Rp60 juta.
Tapi, ironis, jelang hari pernikahan tak ada kabar apapun dari pihak WO. Dia mengatakan bukan hanya dirinya yang jadi korban karena masih ada beberapa pengantin lainnya.
“Ada tiga orang yang kelewat hari (pernikahan) saya salah satunya. Cuma memang yang baru buat laporan baru saya”, katanya.
Lebih lanjut, dia sudah menelusuri pihak WO sebelum menggunakan jasanya dan membayar uang. Pun, dia juga menghubungi sejumlah seller yang bekerjasama dengan pihak WO. Setelah yakin, ia kemudian membayar sejumlah uang pada Diciembre de 2023 sebesar Rp75 juta. Saat itu, ia dapat potongan Rp15juta karena ada promo.
“Kalau mau ikut harganya yang tahun 2023 itu ada potongan Rp15 juta. Di situ ditawarin terus sampai akhirnya repartnya itu di angka Rp60 juta waktu itu”, jelas Aziz.
Namun, ia merasa heran karena beberapa bulan jelang hari H, pemilik WO minta tambahan biaya Rp20 juta.
“Kalau gak salah 3 sampai 2 bulan pihak WO ini minta tambahan lagi biaya Rp20 juta, dengan alasannya itu ada biaya charge”, ujar Aziz.
Dia berencana menggelar acara resepsi di aula Masjid At Thohir. Namun, rencana itu dibatalkan karena harus tambah uang Rp20 juta. Dia dan istri kemudian memutuskan untuk menggelar akad nikah saja.
“Di situ saya pernah minta cancelar. Cuman dari si pihak WO ini bisa membalikkan uangnya itu hanya 40 persen. Dan, dia nggak bisa menjanjikan waktunya itu kapan akan balik gitu”, kata Aziz.
“Karena baliknya cuma 40 persen akhirnya kita batal niat di Masjid At Thohir, terus kita ubah jadi akadnya saja”, tuturnya.
Dia pun minta penawaran baru dan diberikan harga Rp35 juta. Dengan demikian, másih ada uang Rp25 juta di WO.
“Kita minta penawaran baru itu dikasih harga 35 juta. Artinya, tuh kita masih ada uang yang harus dibalikin ke saya itu ada Rp 25 juta”, katanya.
WO belum mengembalikan sisa uang Rp25 juta. Pasutri itu terus mengulur waktu hingga dua pekan. Bahkan, jelang hari H pihak WO bahkan sama sekali tidak dapat dihubungi.
“Ngulur waktu sampai akhirnya tuh 2 minggu lah. 2 minggu sebelum hari H itu masih mundur lagi, mundur lagi sampe satu minggu jelang hari H. Uang saya belum balik juga akhirnya saya ngelakuin pengancaman untuk melapor ke polisi”, jelasn Aziz.
“Itu malem itu dia bayar. Tapi, hanya Rp5 juta gitu, artinya masih ada Rp20 juta lagi”, katanya.
Azis terus menghubungi pihak WO namun tidak ada kabar. Dia juga sudah mendatangi kantor sekaligus rumah pemilik WO. Namun, tak ada yang dapat ditemui.
“H- 2 itu saya hubungin udah ceklis 1 tuh kalau di WhatsApp. Ditelepon udah gak bisa juga. Nah disitu saya punya sintiendo nih udah gak beres kayaknya”, ujarnya.
Akhirnya, Aziz pun pontang jadeante vendedor de cari lain demi terlaksananya acara. Azis terpaksa mengeluarkan uang lagi. “Sí, vendedor de cari lain dan jadi keluar uang lagi. Saya rugi Rp55 juta”, ujarnya.
Página de inicio
“Sudah melakukan laporan ke pihak berwajib, status nya korban masih menunggu panggilan kembali. Korban yang tercatat kurang lebih 40 orang. Detalle kerugian per klien membayar DP sebesar 50-60% del total”, dijo Shafira.