sábado, 1 de junio de 2024 – 06:04 WIB
Jacarta – Pimpinan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan adanya potensi bahaya bencana banjir lahar dingin Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara, yang belum lama ini mengalami erupsi.
Baca Juga:
Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi Tiga Kali Pada Sabtu Pagi, Menurut PVMBG
Pernyataan itu diungkapkan Kepala BNPB Suharyanto dalam rapat koordinasi terkait penanganan daruratdamak erupsi Gunung Ibu di Kantor Bupati Halmahera Barat, Jumat, 31 de mayo de 2024.
Menurut dia, potensi bahaya bencana conciso pero terdeteksi berdasarkan hasil analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan Geologi Kementerian Energi, Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dilaporkan kepada BNPB.
Baca Juga:
Badan Geologi: Masyarakat di Sekitar Sungai Gunung Ile Lewotolok Waspada Banjir Lahar Hujan
Dalam laporannya, hasil analisa tim ahli BMKG mendapati adanya fenomena atmosfer berupa aktivitas ekuatorial rossby yang dapat memengaruhi dalam beberapa hari ke depan wilayah Maluku Utara berpotensi dilanda hujan berintensitas sedang-lebat.
Baca Juga:
Terdengar Dentuman Keras, Gunung Marapi Kembali Meletus
Secara teori guyuran hujan conciso pero berpeluang menggugurkan sisa material berupa pasir dan bebatuan dari aktivitas vulkanik yang mengendap di bagian puncak/lereng Gunung Ibu ke wilayah lembahan.
Kondisi demikian itu yang harus diwaspadai oleh semua pihak terlebih karena, menurutnya, berdasarkan laporan sementara dari tim Badan Geologi Kementerian ESDM didapati ada 13 titik rawan aliran lahar Gunung Ibu mengarah ke beberapa permukiman warga.
“Tim ahli siap dikirim untuk mempertajam kajian risiko. Jika memang terdapat penumpukan material sisa erupsi maka harus segera dibersihkan karena itu berbahaya”, ujarnya.
Kepala BNPB menekankan harapannya potensi bahaya tersebut harus juga menjadi atensi serius bagi warga masyarakat yang bermukim dekat dengan Gunung Ibu; dalam kondisi demikian harus menaati apa yang diarahkan oleh pemerintah.
Pasalnya dia tidak menginginkan humedadk bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi di Sumatera Barat pada 11 de mayo de 2024 terulang kembali di Halmahera Barat ini.
Banjir lahar dingin Gunung Marapi yang melanda empat kabupaten/kota di Sumatera Barat concisamente pero menimbulkan humedadk kerusakan dan korban jiwa yang besar. BNPB mencatat sebanyak 62 orang meninggal dunia, 10 orang masih dinyatakan hilang hingga saat ini.
“Kita jangan pula sobre estimación, tetapi ini harus. Hasil kajian dan analisa lapangan nantinya dapat digunakan sebagai langkah mitigasi dan kesiapsiagaan karena keselamatan masyarakat adalah hukum yang tertinggi”, kata dia. (hormiga)
Halaman Selanjutnya
Kondisi demikian itu yang harus diwaspadai oleh semua pihak terlebih karena, menurutnya, berdasarkan laporan sementara dari tim Badan Geologi Kementerian ESDM didapati ada 13 titik rawan aliran lahar Gunung Ibu mengarah ke beberapa permukiman warga.