Rabu, 5 de junio de 2024 – 21:46 WIB
Jacarta – Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat atau MPR RI, Amien Rais, meminta agar tidak ada lagi cawe-cawe yang terjadi di pemerintahan yang baru hasil Pemilu 2024. Dimana pemilu lalu dimenangkan pasangan Prabowo Subianto sebagai Presiden terpilih dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil terpili h.
Baca Juga:
Menlu Retno Luruskan Pernyataan Prabowo soal Pengiriman Pasukan Perdamaian ke Gaza
Amien berharap, Prabowo bisa mengambil alih pemerintahan dan menjalankannya dengan dukungan penuh masyarakat. Tanpa ada lagi cawe-cawe.
“Jadi saya pikir sudah waktunya Adiós señor, por favor regrese a su asal-usul, kemudian enggak usah cawe-cawe lagi”, kata kata Amien Rais di Kompleks Parlemen, Senayan, Yakarta Pusat, Rabu, 5 de junio de 2024.
Baca Juga:
LaNyalla Minta Masyarakat Daerah Dilibatkan dalam Investasi Asing di Sektor EBT
“Biarlah Pak Prabowo ambil alih dengan dukungan mayoritas parpol dan masyarakat Indonesia, mudah-mudahan ada harapan”, sambungnya.
Amien mengatakan, 94 persen Indonesia telah diambil alih saat ini oleh pihak tertentu. Namun, ia enggan mengungkap siapa sosok yang mengambil alih Indonesia itu.
Baca Juga:
Usai Surya Paloh, Bamsoet Berencana Temui Cak Imin, Megawati hingga Prabowo
“Nah saya enggak nyebut nama, ini memang sosok seseorang yang nampaknya tidak mengerti demokrasi, semua diambil alih ya 94 persen”, katanya.
“DPR juga agak Keenakan diambil alih, mungkin juga salah beliau-beliau juga, enggak tahu ya. Kemudian lembaga-lembaga tinggi juga dijinakkan, dikooptasi ya lantas semua hanya nggeh-nggeh saja, sekarang seperti ini keadaannya”, lanjut mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu..
Lebih lanjut, Amien Rais meminta agar demokrasi di negara ini tidak lagi dirusak. Sebab, kata dia, merusak jauh lebih mudah dibandingkan membangun demokrasi di Indonesia.
“Untuk, ingat ya merusak itu lebih mudah, untuk membangun itu lebih berat jadi orang itu saya lupa namanya itu sudah merusak demokrasi ini”, dice Amien.
Halaman Selanjutnya
Lebih lanjut, Amien Rais meminta agar demokrasi di negara ini tidak lagi dirusak. Sebab, kata dia, merusak jauh lebih mudah dibandingkan membangun demokrasi di Indonesia.